SAMSARA LIVING MUSEUM KARANGASEM BALI REVIEW
Samsara Living Museum Bali - Sebuah tempat wisata budaya yang cukup baru di buka sekitar 4 bulan yaitu Samsara Living Museum. Mungkin juga masih banyak orang yang belum pernah mendengar tempat ini atau bahkan tidak tahu ini tempat apa ya?
Sama seperti saya ketika mencari informasi tentang Samsara Living Museum ini yang masih sulit dari segi perspektif wisatawan. Akhirnya di awal Desember ini saya menyempatkan diri berkunjung kesini ditambah lagi influencer favorit saya Lost Le Blanc baru sayja kesini, tambah penasaran kan
halaman depan dari Samsara Living Museum Bali |
BERLOKASI TERSEMBUNYI DI KARANGASEM
Samsara Living Museum berlokasi di Desa Jungutan, Kabupaten Karangasem, Bali. Tentu saja saya tidak ada ide dimana tempat ini sesungguhnya, akhirnya dengan mengandalkan google maps kami menuju Samsara Living Museum Bali dari Nusa Dua. Perjalanan kami tempuh dengan waktu sekitar 90 menit perjalanan yang cukup ngebut dengan motor. Awalnya sempat ragu apakah benar lokasi petanya karena memilih jalur motor kami melewati perbukitan dengan jalan kecil melewati perkebunan salak.
cek juga videonya, jangan lupa subscribe
cek juga videonya, jangan lupa subscribe
Lokasi Samsara Living Museum Bali di google maps titiknya kurang tepat sekitar 100 meter jadi akan mengarahkan kita ke persimpangan jalan yang membuat bingung. Akhirnya kita bertanya kepada penduduk sekitar, dan menemukan museum ini yang berlokasi sedikit masuk ke gang kecil. Tenang saja bukan hanya saya yang sempat nyasar menemukan lokasi. Kata staffnya memang sering wisatawan nyasar menemukan lokasi karena memang papan petunjuk jalan masih dalam proses pengerjaan. Nah untuk kalian yang membawa mobil akan melewati jalan raya yang lebih besar dari Kota.
Baca Juga : Review Munduk Asri Payangan Gianyar
TARIF SAMSARA LIVING MUSEUM
Samasara Living Museum ini masih dalam masa promosi, jadi untungnya belum mematok biaya masuk untuk kamu yang ingin mengunjungi museumnya. Tapi selain museum disini menyediakan banyak aktivitas lainnya misalnya cooking class, blessing ceremony dan beberapa kegiatan lainnya barulah mematok tarif yang bisa kamu coba dengan menghubungi mereka terlebih dahulu untuk booking. Namun, kamu tentu bisa berkontribusi dalam memberikan donasi di kotak donasi yang tersedia di receiptionist demi untuk kemajuan Museum ini dan desa jungutan juga tertentunya.
Datang kesini kami disambut ramah oleh mbok receiptionist yang saya lupa namanya dan sekaligus menjadi guide kami berkeliling tempat ini. Pertama tama kami mengisi buku tamu, dan diberikan selendang yang dipakai untuk berkeliling disini. Tidak lupa juga kami diberikan welcome drink yaitu Jamu, karna saya bukan pecinta jamu tentunya biasanya jamu pahit bukan, namun ternyata jamu disini enak manis banget.
Baca juga : Wisata Taman Edelweis di Taman Sari Karangasem
Baca juga : Wisata Taman Edelweis di Taman Sari Karangasem
MELIHAT KEHIDUPAN MASYARAKAT BALI
Berkeliling tempat ini pertama tama kami diajak menuju ke sesuatu gubuk dari bambu yang menyimpan informasi tentang tahapan upacara upacara apa saja yang dilakukan oleh orang Bali semasa hidupnya beserta dengan alat alat apa yang dibutuhkan dalam upacara tersebut. Ternyata didalam hidupnya orang Bali akan melakukan 14 jenis upacara yang dijelaskan secara merinci oleh mbok guide kami.
Beliau juga bilang jika pemilik tempat ini masih memiliki garis keturunan dari Mpu Tantular yaitu penyusun kitab Sutasoma yang tentunya tidak asing kalian melihat namanya di buku buku sejarah bukan.
melihat proses pembuatan arak |
Setelah mendapatkan banyakan informasi tentang tahapan kehidupan orang Bali, kami melanjutkan tour menuju ke tempat pembuatan arak, karena yang bapak yang biasa menjaga tempat ini sedang sakit jadi kami tidak bisa melihat langsung proses penyulingannya. Namun guide kami juga menjelaskannya secara detail, lebih lengkap lagi setelah penjelasan yang sangat baik, kami pun diperkenankan untuk mencicipi Arak Bali disini.
Baca Juga : 4 Tempat Gratis di Ubud Dengan Berjalan Kaki
mencicipi arak bali |
Kami melanjutkan tour membuat canang (persembahan) yang biasanya kalian lihat di depan rumah rumah orang Bali dan diajarkan oleh ibu Wayan dengan sangat telaten. Kami diajarkan cara membuat canang dari mulai masih menjadi daun kelapa hingga menyusun isiannya.
pembuatan canang |
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju ke tempat pembuatan anyaman, kebetulan bapak penjaganya sedang tidak ada jadi tidak bisa belajar langsung, namun tetap guide menjelaskan dengan sangat baik. Bapak yang menjaga tempat anyaman ini ternyata sudah 85 tahun loh dan membuat hasil kerajinan sepeti tas, sendok kayu dan lainnya sangat menarik bukan.
Baca Juga : Candi Tebing Tegallinggah Kabupaten Gianyar
Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan melewati sebuah taman yang didalamnya terlihat tulisan nama nama upacara yang kita lihat di awal tour tadi. Ternyata di taman ini kedepannya menyediakan koleksi tanaman apa saja yang dipakai dalam upacara tersebut secara lengkap. Guidenya bilang jika kedepannya diharapkan dari tempat ini akan dapat memenuhi kebutuhkan upacara dari masyarakat desa karena biasanya untuk tanaman jenis tertentu memang sulit ditemukan hingga harus mencari jauh ke desa lainnya.
Baca Juga : The Blanco Renaissace Museum Ubud
Yang terakhir kita akan menuju ke tempat penumbukan padi yang pada saat belum adanya mesin, masyarakat Bali yang banyak menjadi petani menggunakan metode ini. Kita pun berkesempatan untuk mencoba menumbuk disini. Secara keseluruhan memang tempat ini sangatlah menarik dan bisa dibilang hidden gems di Karangasem. Menurut informasi staff disini memang diharapkan tempat ini akan bisa menjadi titik dari perkembangan pariwisata di desa jungutan ini yang berbasis Community Based Tourism (CBT). Untuk informasi selengkapnya tentang aktivitas apa saja yang bisa kamu lakukan disini silahkan kunjungi website mereka disini
Post a Comment for "SAMSARA LIVING MUSEUM KARANGASEM BALI REVIEW "